baca baca yuuk:)..
ABSTRAK
Makanan adalah kebutuhan pokok yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.Misalnya tahu.Kwalitas makananpun turut mempengaruhi kesehatan.Makanan yang layak untuk dikonsumsi adalah makanan yang masih segar,namun salah satu karakteristik bahan pangan adalah mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme.Maka dari itu, perlu ditambahkan pengawet ke dalam makanan agar tidak mudah membusuk.Ada dua macam pengawet makanan yaitu pengawet sintetik dan pengawet alami.Senyawa antimikroba ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk menghindari kerusakan ataupun penurunan mutu bahan pangan akibat aktivitas mikroorganisme.Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet adalah senyawa buatan/sintetik.Seperti formalin, yang disalahgunakan sebagai bahan pengawet tahu. .
Dari uraian masalah diatas, maka penulis memberikan solusi baru untuk mencari alternative bahan pengawet alami yang aman bagi kesehatan manusia, yang di susun dalam dalam karya tulis :DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) SEBAGAI PENGGANTI PENGAWET SINTETIK DALAM PEMBUATAN TAHU YANG EFISIEN DAN AMAN BAGI KESEHATAN
Tujuan penulisan karya tulis ini yaitu memberikan informasi kepada masyarakat luas, bahwa penggunaan pengawet sintetik tidaklah baik untuk kesehatan ,sudah semestinya masyarakat beralih ke pengawet alami,yaitu yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang aman untuk kesehatan.Daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, pseudomonas sp, proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis.
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi pustaka yaitu metode untuk menguraikan secara cermat prosedur pengumpulan data dan informasi, pengolahan data dan informasi,analisis–sintesis,mengambil kesimpulan, serta merumuskan saran atau rekomendasi, sehigga mempermudah penulis untuk mengungkap bahwa daun alpukat berpotensi untuk dijadikan alternative bahan pengawet tahu alami yang aman bagi kesehatan untuk menggantikan bahan pengawet sintetik.Pembuatan bahan pengawet alami dari daun alpukat ini adalah dengan teknologi meserasi untuk mendapatkan ektrak daun alpukat.
Penulis menyarankan hendaknya diadakan penelitian lebih lanjut guna menyempurnakan teknologi pengawet alami ini sehigga dapat memicu peningkatan kualitas pangan nasional.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setiap hari manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup.Salah satunya adalah tahu, yang mengandung nilai gizi tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat dari berbagai kalangan. Namun salah satu karakteristik tahu dan semua bahan pangan adalah mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme.Senyawa antimikroba ditambahkan ke dalam tahu atau bahan pangan untuk menghindari kerusakan ataupun penurunanan mutu bahan pangan akibat aktivitas mikroorganisme.
Senyawa antimikroba terbuat dari bahan yang berasal dari alam ataupun buatan (sintetik). Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet adalah senyawa buatan / sintetik. Seperti formalin, yang kadang disalahgunakan sebagai bahan pengawet tahu .Pada dasarnya formalin digunakan sebagai pengawet mayat, bukan bahan pengawet makanan.Tentu saja hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan.
Adanya peningkatan taraf hidup,dan perubahan pola hidup,serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan telah mengubah pola pikir sebagian masyarakat untuk cenderung memilih produk pangan alami daripada produk pangan yang diawetkan dengan menggunakan bahan pengawet sintetik.Perubahan tersebut mendorong banyaknya penelitian yang dilakukan untuk mencari solusi melepaskan ketergantungan terhadap pengawet sintetik dan kembali ke alam ( back to nature ) termasuk mencari alternatif pengawet / seyawa antimikroba alami.
Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati di dunia selain Brazillia dan Tanzania .Banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan pangan.Salah satunya adalah Alpukat ,yang memiliki banyak sekali manfaat. Terutama daunnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.Pemanfaatannya masih terbatas untuk obat berbagai macam penyakit ,antara lain : kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran napas membengkak (bronchial swellings) dan menstruasi tidak teratur. Dan hebatnya lagi, daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, , proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis( E.O. Organulans dan E. Ramstad 1975).
Kemampuan mempengaruhi pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh kandungan komponen bioaktif yang bersifat anti mikroba di dalam suatu bahan. Telah diketahui bahwa komponen bioaktif dalam daun alpukat merupakan komponen yang banyak berperan sebagai senyawa anti mikroba. Diduga daun alpukat berpotensi sebagai salah satu sumber senyawa antimikroba alami, sehingga dapat di gunakan sebagai pengawet tahu alami dan dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional. Dengan demikian ekonomis daun alpukat akan meningkat dan menggeser bahan pengawet sintetik yang tidak aman bagi kesehatan.
Maka dari itu, tim peneliti menyusun karya tulis ini, sebagai salah satu upaya untuk menemukan solusi pengganti bahan pengawet sintetik dengan bahan pengawet alami yaitu menggunakan sari daun alpukat, dengan judul. DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) SEBAGAI PENGGANTI PENGAWET SINTETIK DALAM PEMBUATAN TAHU YANG EFISIEN DAN AMAN BAGI KESEHATAN
B. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah upaya mencari alternative sumber bahan pengawet alami yang aman bagi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk menjaga kelayakan dan kualitas pangan nasional yaitu dengan cara, membuat pengawet tahu alami dari sari daun alpukat.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah dampak penggunaan bahan pengawet sintetik pada tahu bagi kesehatan?
2. Bagaimanakah cara untuk menanggulangi dampak dari penggunaan bahan pengawet sintetik ?
3. Bagaimana pemanfaatan sari daun alpukat menjadi alternative pengawet alami untuk mengawetkan tahu?
D. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui apakah dampak dari penggunaan bahan pengawet sintetik bagi kesehatan.
- Untuk mengetahui cara menanggulangi dampak dari penggunaan bahan pengawet sintetik .
- Untuk mencari alternatif sumber bahan pengawet alami yaitu dari sari daun alpukat dan cara pemanfaatanya sebagai pengawet tahu.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi tim peneliti :
v Mempunyai pengalaman dalam mencari masalah penelitian.
v Mempunyai pengalaman dalam merumuskan masalah dalam penelitian.
v Mempunyai pengalaman dalam mengolah data dalam penelitian
v Mempunyai pengalaman dalam melakukan penelitian.
v Mempunyai pengalaman dalam membuat atau penulisan karya ilmiah.
v Mempunyai pengalaman dalam mengikuti lomba karya tulis.
v Mempunyai pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah seperti oleh para ilmuwan dalam melakukan penelitian
2. Dapat digunakan sebagai solusi dalam upaya mencari alternative sumber bahan pengawet baru untuk mengurangi penggunaan pengawet sintetik yang berbahaya bagi kesehatan .
MASALAH
Makanan adalah sumber energy dan merupakan kebutuhan pokok manusia.Salah satunya adalah tahu.Karakteristik bahan pangan adalah mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme.Sehingga diperlukan bahan pengawet untuk mengawetkan tahu agar tidak cepat membusuk.Pengawet berupa senyawa antimikroba, terbuat dari bahan yang berasal dari alam ataupun buatan (sintetik).
Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet tahu adalah senyawa buatan / sintetik. Seperti formalin, yang kadang disalahgunakan sebagai bahan pengawet tahu Berdasarkan hasil penelitian ataupun sumber, zat formalin banyak disalahgunakan untuk mengawetkan tahu. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda.Begitu fatalnya dampak formalin bagi kesehatan, maka dari itu perlu adanya penggantian pengawet sintetik ke pengawet alami, sahingga aman untuk kesehatan.
.
HAL YANG DIANGKAT
Penelitian dilakukan untuk mencari solusi melepaskan ketergantungan terhadap pengawet sintetik dan kembali ke alam ( back to nature ) termasuk mencari alternatif pengawet / seyawa antimikroba alami. Negara kita,Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati di dunia selain Brazillia dan Tanzania,sehingga banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan pangan.Salah satunya adalah Alpukat ,yang memiliki banyak sekali manfaat. Terutama daunnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.Pemanfaatannya masih terbatas untuk obat berbagai macam penyakit ,antara lain : kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran napas membengkak (bronchial swellings) dan menstruasi tidak teratur.Daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, , proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis.( E.O. Organulans dan E. Ramstad 1975).
Komponen bioaktif dalam daun alpukat (Saponin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol) merupakan komponen yang banyak berperan sebagai senyawa anti mikroba. Sehingga daun alpukat berpotensi sebagai salah satu sumber senyawa antimikroba alami, yang dapat di gunakan sebagai pengawet tahu alami dan dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional. Dengan demikian ekonomis daun alpukat akan meningkat dan menggeser bahan pengawet sintetik yang tidak aman bagi kesehatan.Kesehatan masyarakat pun diharapkan akan meningkat, dikarenakan pemakaian pengawet sintetik yang berbahaya bagi kesehatan semakin berkurang, dan digantikan oleh pengawet alami yang aman bagi kesehatan
Pengawet makanan yang aman bagi kesehatan adalah pengawet makanan yang alami, yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan . Salah satunya adalah daun alpukat.Senyawa antimikroba terbuat dari bahan yang berasal dari alam ataupun buatan (sintetik). Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet tahu adalah senyawa buatan / sintetik. Seperti formalin, yang kadang disalahgunakan sebagai bahan pengawet makanan yaitu pada tahu.Pada dasarnya formalin digunakan sebagai pengawet mayat, bukan bahan pengawet makanan.Tentu saja hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan.Maka dari itu, perlu dikembangkannya pengawet yang alami, dan aman bagi kesehatan. Daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, , proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis.Komponen bioaktif dalam daun alpukat merupakan komponen yang banyak berperan sebagai senyawa anti mikroba.Sehingga daun alpukat berpotensi sebagai salah satu sumber senyawa antimikroba alami, sehigga dapat di gunakan sebagai pengawet tahu alami dan dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional.
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka peneliti menggunakan metologi penelitian berikut ini:
1. Metode observasi : dilakukan untuk memperoleh data dari hasil eksperimen. Pengujian daya hambat larutan ekstrak daun alpukat terhadap aktifitas mikroba dilakukan dengan cara merendam tahu ke dalam larutan tsb,terbukti tahu akan lebih awet,dan aman untuk dikonsumsi.
2. Metode Studi Literatur : dilakukan untuk memperoleh data dari informasi yang ada baik dari buku,majalah maupun hasil penelitian sebelumnya. yaitu metode untuk menguraikan secara cermat prosedur pengumpulan data dan informasi,pengolahan data dan informasi, analisis – sintesis mengambil simpulan , serta merumuskan saran atau rekomendasi. Metode ini dipilih karena dengan metode ini, penulis dapat mengumpulkan data berupa tulisan, gambar, dan data statistik sehingga mempermudah penulis untuk mengungkap hubungan antar objek kajian . Dalam penulisan ini, metode studi pustaka mempermudah penulis untuk mengungkap bahwa hasil ekstrak daun alpukat dapat dijadikan pengawet makanan yang alami dan aman untuk kesehatan.
Kesimpulan
Potensi daun alpukat untuk dijadikan pengawet tahu yang alami adalah sangat besar. Dengan di terapkannya pemakaian pengawet makanan alami di Indonesia, maka kesejahteraan dan kesehatan masyarakat pasti akan meningkat. Penggunaan pengawet sintetik harus dihentikan dan diganti dengan pengawet alami , karena penggunaan pengawet sintetik dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kesehatan . misalnya: menyebabakan kanker.Ekstrak daun alpukat diambil dengan metode meserasi, yaitu dengan cara merendam daun alpukat ke dalam larutan etanol 96%.Proses pengawetan tahu ini dilakukan dengan cara merendam tahu kedalam larutan tersebut ataupun mencampurkan larutan ekstrak daun alpukat langsung pada saat proses pembuatan tahu. Terbukti dari hasil penelitian kami, tahu yang dihasilkan menjadi lebih awet ,tidak mudah membusuk, dan aman bagi kesehatan. Selain digunakan dalam pengawetan tahu, ekstrak daun alpukat juga dapat di manfaatkan untuk mengawetkan bahan makanan lainnya.
A. Saran
-.Mengingat penelitian ini belum bisa terealisasi sampai tahap lanjut, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, maka kami dari peneliti memberikan saran untuk menindaklanjuti hasil penulisan dalam karya tulis ini, yaitu:
1.hendaknya diteliti lebih lanjut mengenai kandungan – kandungan lain yang terdapat dalam ekstrak daun alpukat sebagai pengawet tahu alami
2.sebaiknya penemuan ini dapat dikembangkan di masyarakat sehingga dapat memicu peningkatan kwalitas pangan nasional karena pengawet ini alami dan aman nutuk kesehatan
3. kami menghimbau kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan dan kwalitas pangan.
baca baca yuuk:)..
ABSTRAK
Makanan adalah kebutuhan pokok yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.Misalnya tahu.Kwalitas makananpun turut mempengaruhi kesehatan.Makanan yang layak untuk dikonsumsi adalah makanan yang masih segar,namun salah satu karakteristik bahan pangan adalah mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme.Maka dari itu, perlu ditambahkan pengawet ke dalam makanan agar tidak mudah membusuk.Ada dua macam pengawet makanan yaitu pengawet sintetik dan pengawet alami.Senyawa antimikroba ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk menghindari kerusakan ataupun penurunan mutu bahan pangan akibat aktivitas mikroorganisme.Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet adalah senyawa buatan/sintetik.Seperti formalin, yang disalahgunakan sebagai bahan pengawet tahu. .
Dari uraian masalah diatas, maka penulis memberikan solusi baru untuk mencari alternative bahan pengawet alami yang aman bagi kesehatan manusia, yang di susun dalam dalam karya tulis :DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) SEBAGAI PENGGANTI PENGAWET SINTETIK DALAM PEMBUATAN TAHU YANG EFISIEN DAN AMAN BAGI KESEHATAN
Tujuan penulisan karya tulis ini yaitu memberikan informasi kepada masyarakat luas, bahwa penggunaan pengawet sintetik tidaklah baik untuk kesehatan ,sudah semestinya masyarakat beralih ke pengawet alami,yaitu yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang aman untuk kesehatan.Daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, pseudomonas sp, proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis.
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi pustaka yaitu metode untuk menguraikan secara cermat prosedur pengumpulan data dan informasi, pengolahan data dan informasi,analisis–sintesis,mengambil kesimpulan, serta merumuskan saran atau rekomendasi, sehigga mempermudah penulis untuk mengungkap bahwa daun alpukat berpotensi untuk dijadikan alternative bahan pengawet tahu alami yang aman bagi kesehatan untuk menggantikan bahan pengawet sintetik.Pembuatan bahan pengawet alami dari daun alpukat ini adalah dengan teknologi meserasi untuk mendapatkan ektrak daun alpukat.
Penulis menyarankan hendaknya diadakan penelitian lebih lanjut guna menyempurnakan teknologi pengawet alami ini sehigga dapat memicu peningkatan kualitas pangan nasional.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setiap hari manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup.Salah satunya adalah tahu, yang mengandung nilai gizi tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat dari berbagai kalangan. Namun salah satu karakteristik tahu dan semua bahan pangan adalah mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme.Senyawa antimikroba ditambahkan ke dalam tahu atau bahan pangan untuk menghindari kerusakan ataupun penurunanan mutu bahan pangan akibat aktivitas mikroorganisme.
Senyawa antimikroba terbuat dari bahan yang berasal dari alam ataupun buatan (sintetik). Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet adalah senyawa buatan / sintetik. Seperti formalin, yang kadang disalahgunakan sebagai bahan pengawet tahu .Pada dasarnya formalin digunakan sebagai pengawet mayat, bukan bahan pengawet makanan.Tentu saja hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan.
Adanya peningkatan taraf hidup,dan perubahan pola hidup,serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan telah mengubah pola pikir sebagian masyarakat untuk cenderung memilih produk pangan alami daripada produk pangan yang diawetkan dengan menggunakan bahan pengawet sintetik.Perubahan tersebut mendorong banyaknya penelitian yang dilakukan untuk mencari solusi melepaskan ketergantungan terhadap pengawet sintetik dan kembali ke alam ( back to nature ) termasuk mencari alternatif pengawet / seyawa antimikroba alami.
Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati di dunia selain Brazillia dan Tanzania .Banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan pangan.Salah satunya adalah Alpukat ,yang memiliki banyak sekali manfaat. Terutama daunnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.Pemanfaatannya masih terbatas untuk obat berbagai macam penyakit ,antara lain : kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran napas membengkak (bronchial swellings) dan menstruasi tidak teratur. Dan hebatnya lagi, daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, , proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis( E.O. Organulans dan E. Ramstad 1975).
Kemampuan mempengaruhi pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh kandungan komponen bioaktif yang bersifat anti mikroba di dalam suatu bahan. Telah diketahui bahwa komponen bioaktif dalam daun alpukat merupakan komponen yang banyak berperan sebagai senyawa anti mikroba. Diduga daun alpukat berpotensi sebagai salah satu sumber senyawa antimikroba alami, sehingga dapat di gunakan sebagai pengawet tahu alami dan dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional. Dengan demikian ekonomis daun alpukat akan meningkat dan menggeser bahan pengawet sintetik yang tidak aman bagi kesehatan.
Maka dari itu, tim peneliti menyusun karya tulis ini, sebagai salah satu upaya untuk menemukan solusi pengganti bahan pengawet sintetik dengan bahan pengawet alami yaitu menggunakan sari daun alpukat, dengan judul. DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) SEBAGAI PENGGANTI PENGAWET SINTETIK DALAM PEMBUATAN TAHU YANG EFISIEN DAN AMAN BAGI KESEHATAN
B. Batasan Masalah
Penelitian ini terbatas pada masalah upaya mencari alternative sumber bahan pengawet alami yang aman bagi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan untuk menjaga kelayakan dan kualitas pangan nasional yaitu dengan cara, membuat pengawet tahu alami dari sari daun alpukat.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah dampak penggunaan bahan pengawet sintetik pada tahu bagi kesehatan?
2. Bagaimanakah cara untuk menanggulangi dampak dari penggunaan bahan pengawet sintetik ?
3. Bagaimana pemanfaatan sari daun alpukat menjadi alternative pengawet alami untuk mengawetkan tahu?
D. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui apakah dampak dari penggunaan bahan pengawet sintetik bagi kesehatan.
- Untuk mengetahui cara menanggulangi dampak dari penggunaan bahan pengawet sintetik .
- Untuk mencari alternatif sumber bahan pengawet alami yaitu dari sari daun alpukat dan cara pemanfaatanya sebagai pengawet tahu.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi tim peneliti :
v Mempunyai pengalaman dalam mencari masalah penelitian.
v Mempunyai pengalaman dalam merumuskan masalah dalam penelitian.
v Mempunyai pengalaman dalam mengolah data dalam penelitian
v Mempunyai pengalaman dalam melakukan penelitian.
v Mempunyai pengalaman dalam membuat atau penulisan karya ilmiah.
v Mempunyai pengalaman dalam mengikuti lomba karya tulis.
v Mempunyai pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah seperti oleh para ilmuwan dalam melakukan penelitian
2. Dapat digunakan sebagai solusi dalam upaya mencari alternative sumber bahan pengawet baru untuk mengurangi penggunaan pengawet sintetik yang berbahaya bagi kesehatan .
MASALAH
Makanan adalah sumber energy dan merupakan kebutuhan pokok manusia.Salah satunya adalah tahu.Karakteristik bahan pangan adalah mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme.Sehingga diperlukan bahan pengawet untuk mengawetkan tahu agar tidak cepat membusuk.Pengawet berupa senyawa antimikroba, terbuat dari bahan yang berasal dari alam ataupun buatan (sintetik).
Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet tahu adalah senyawa buatan / sintetik. Seperti formalin, yang kadang disalahgunakan sebagai bahan pengawet tahu Berdasarkan hasil penelitian ataupun sumber, zat formalin banyak disalahgunakan untuk mengawetkan tahu. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda.Begitu fatalnya dampak formalin bagi kesehatan, maka dari itu perlu adanya penggantian pengawet sintetik ke pengawet alami, sahingga aman untuk kesehatan.
.
HAL YANG DIANGKAT
Penelitian dilakukan untuk mencari solusi melepaskan ketergantungan terhadap pengawet sintetik dan kembali ke alam ( back to nature ) termasuk mencari alternatif pengawet / seyawa antimikroba alami. Negara kita,Indonesia adalah pusat keanekaragaman hayati di dunia selain Brazillia dan Tanzania,sehingga banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk mengawetkan bahan pangan.Salah satunya adalah Alpukat ,yang memiliki banyak sekali manfaat. Terutama daunnya yang belum dimanfaatkan secara optimal.Pemanfaatannya masih terbatas untuk obat berbagai macam penyakit ,antara lain : kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri syaraf, nyeri lambung, saluran napas membengkak (bronchial swellings) dan menstruasi tidak teratur.Daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, , proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis.( E.O. Organulans dan E. Ramstad 1975).
Komponen bioaktif dalam daun alpukat (Saponin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol) merupakan komponen yang banyak berperan sebagai senyawa anti mikroba. Sehingga daun alpukat berpotensi sebagai salah satu sumber senyawa antimikroba alami, yang dapat di gunakan sebagai pengawet tahu alami dan dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional. Dengan demikian ekonomis daun alpukat akan meningkat dan menggeser bahan pengawet sintetik yang tidak aman bagi kesehatan.Kesehatan masyarakat pun diharapkan akan meningkat, dikarenakan pemakaian pengawet sintetik yang berbahaya bagi kesehatan semakin berkurang, dan digantikan oleh pengawet alami yang aman bagi kesehatan
Pengawet makanan yang aman bagi kesehatan adalah pengawet makanan yang alami, yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan . Salah satunya adalah daun alpukat.Senyawa antimikroba terbuat dari bahan yang berasal dari alam ataupun buatan (sintetik). Saat ini senyawa antimikroba yang banyak ditambahkan pada makanan (aditif) sebagai bahan pengawet tahu adalah senyawa buatan / sintetik. Seperti formalin, yang kadang disalahgunakan sebagai bahan pengawet makanan yaitu pada tahu.Pada dasarnya formalin digunakan sebagai pengawet mayat, bukan bahan pengawet makanan.Tentu saja hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan.Maka dari itu, perlu dikembangkannya pengawet yang alami, dan aman bagi kesehatan. Daun alpukat mempunnyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus strain A dan B, staphylococcus allbus, , proteus sp, Escherichea coli, dan bacillus subtilitis.Komponen bioaktif dalam daun alpukat merupakan komponen yang banyak berperan sebagai senyawa anti mikroba.Sehingga daun alpukat berpotensi sebagai salah satu sumber senyawa antimikroba alami, sehigga dapat di gunakan sebagai pengawet tahu alami dan dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional.
METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka peneliti menggunakan metologi penelitian berikut ini:
1. Metode observasi : dilakukan untuk memperoleh data dari hasil eksperimen. Pengujian daya hambat larutan ekstrak daun alpukat terhadap aktifitas mikroba dilakukan dengan cara merendam tahu ke dalam larutan tsb,terbukti tahu akan lebih awet,dan aman untuk dikonsumsi.
2. Metode Studi Literatur : dilakukan untuk memperoleh data dari informasi yang ada baik dari buku,majalah maupun hasil penelitian sebelumnya. yaitu metode untuk menguraikan secara cermat prosedur pengumpulan data dan informasi,pengolahan data dan informasi, analisis – sintesis mengambil simpulan , serta merumuskan saran atau rekomendasi. Metode ini dipilih karena dengan metode ini, penulis dapat mengumpulkan data berupa tulisan, gambar, dan data statistik sehingga mempermudah penulis untuk mengungkap hubungan antar objek kajian . Dalam penulisan ini, metode studi pustaka mempermudah penulis untuk mengungkap bahwa hasil ekstrak daun alpukat dapat dijadikan pengawet makanan yang alami dan aman untuk kesehatan.
Kesimpulan
Potensi daun alpukat untuk dijadikan pengawet tahu yang alami adalah sangat besar. Dengan di terapkannya pemakaian pengawet makanan alami di Indonesia, maka kesejahteraan dan kesehatan masyarakat pasti akan meningkat. Penggunaan pengawet sintetik harus dihentikan dan diganti dengan pengawet alami , karena penggunaan pengawet sintetik dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kesehatan . misalnya: menyebabakan kanker.Ekstrak daun alpukat diambil dengan metode meserasi, yaitu dengan cara merendam daun alpukat ke dalam larutan etanol 96%.Proses pengawetan tahu ini dilakukan dengan cara merendam tahu kedalam larutan tersebut ataupun mencampurkan larutan ekstrak daun alpukat langsung pada saat proses pembuatan tahu. Terbukti dari hasil penelitian kami, tahu yang dihasilkan menjadi lebih awet ,tidak mudah membusuk, dan aman bagi kesehatan. Selain digunakan dalam pengawetan tahu, ekstrak daun alpukat juga dapat di manfaatkan untuk mengawetkan bahan makanan lainnya.
A. Saran
-.Mengingat penelitian ini belum bisa terealisasi sampai tahap lanjut, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, maka kami dari peneliti memberikan saran untuk menindaklanjuti hasil penulisan dalam karya tulis ini, yaitu:
1.hendaknya diteliti lebih lanjut mengenai kandungan – kandungan lain yang terdapat dalam ekstrak daun alpukat sebagai pengawet tahu alami
2.sebaiknya penemuan ini dapat dikembangkan di masyarakat sehingga dapat memicu peningkatan kwalitas pangan nasional karena pengawet ini alami dan aman nutuk kesehatan
3. kami menghimbau kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan dan kwalitas pangan.